Selasa, 07 Agustus 2012

BERHENTI MENJADI GELAS


(Maz 57:8-12)

Seorang guru bijak mendatangi muridnya yang tampak murung. "Kenapa Kau Murung, nak? bukankah banyak hal yang indah di dunia ini?" sang bertanya. "Guru, hidupku penuh masalah. Sulit bagiku untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis2nya." jawab sang murid. Sang guru tersenyum. "Nak ambillah segelas air dan 2 genggam garam, bawalah kemari." simurid pun beranjak pelan tanpa semangat, mengambil gelas dan garam yang diminta gurunya.
"Coba ambil segenggam garam dan masukan kegelas air itu." Kata gurunya." sekarang kau minum airnya sedikit." simurid pun melakukannya. wajahnya meringis karena minum air asin. "bagaimana rasanya?" tanya sang guru. "asin sekali dan perutku jadi mual," jawab simurid dengan meringis. sang guru tersenyum melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. 
"sekarang kau ikut aku". sang guru membawa muridnya kedanau didekat tempat pondokan mereka. "Ambil garam yang tersisa dan tebarkan kedanau." simurid menebarkan garam yang tersisa kedanau tanpa bicara, rasa asin dimulutnya belum hilang. "Sekarang coba kau minum air danau itu". kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk mereka duduki, tepat dipinggir danau. Simurid menangkubkan ke2 tangannya, mengambil air danau dan meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir kekerongkongannya, sang guru bertanya, "bagaimana rasanya?"." segar sekali," kata si murid sambil melap bibirnya. "terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?" tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi.
Sang guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas. "nak, kata sang guru, segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam, tidak kurang tidak lebih, hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderiataan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah diketahui oleh Tuhan, sesuai untuk dirimu, jumlahnya tetap, segitu-gitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah, setiap manuasia yang lahir kedunia ini pun demikian, tidak ada satupun manusia walaupun dia seorang nabi yang bebas dari penderitaan dan masalah. Rasa "asin" dari penderitaan yang kita alami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi nak supaya tidak merasa menderita berhentilah jadi gelas. Jadikan hati dalam dadanu itu sebesar danau. "Simurid terdiam, mendengarkan.
"Milikilah hati yang lapang, hati yang penuh dengan ucapan syukur dan sanggup menampung setiap perkara yang terjadi di dalam hidup kita!"

Kata Bijak:
“HATI YANG KECIL AKAN MENJADI SESAK OLEH MASALAH, SEKALIPUN OLEH MASALAH YANG KECIL"

Tuhan Yesus memberkati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar